Header Ads

Perusahaan Sukanto Tanoto Mengangkat Kesejahteraan Warga di Sekitarnya


Royal Golden Eagle (RGE) yang didirikan oleh pengusaha Sukanto Tanoto memiliki keterikatan dengan masyarakat di sekitarnya. Mereka selalu berusaha ikut menyejahterakan warga dengan berbagai cara. Salah satunya lewat program Community Development yang digulirkan oleh APRIL Group.
Sumber foto: Aprilasia
https://www.aprilasia.com/id/our-media/artikel/nanas-penyengat-hasil-satu-desa-satu-komoditas

Berdiri pada 1973, RGE merupakan korporasi kelas internasional yang membawahi delapan perusahaan sumber daya. Pendirinya ialah pengusaha Sukanto Tanoto yang kini memegang kendali perusahaan sebagai Chairman.
Di bawah kepemimpinan Sukanto Tanoto, RGE menjadi perusahaan yang peduli terhadap masyarakat. Ia selalu mengarahkan agar perusahaannya berkontribusi aktif bagi kemajuan kesejahteraan masyarakat.
Arahan tersebut dituangkan secara tegas oleh Sukanto Tanoto melalui filosofi kerja 5C. Di dalamnya terdapat kewajiban bagi segenap pihak di RGE agar mampu berbuat baik bagi masyarakat, negara, iklim, konsumen, sehingga pada akhirnya bermanfaat bagi perusahaan.
Sebagai bagian dari RGE, APRIL berkewajiban melaksanakan prinsip kerja 5C. Itu pula yang mendorong mereka menggulirkan program Community Development (CD) untuk warga di sekitarnya. Dijalankan sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR), wujud kegiatan CD beragam. Namun, semuanya berujung kepada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu contohnya adalah dukungan terhadap warga desa untuk memperoleh sumber penghasilan lewat pertanian. Ini sering dilakukan oleh APRIL seperti di Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Di sana unit usaha APRIL, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengajari para petani dalam budi daya nanas.
Sebelumnya perekonomian warga desa Penyengat terbilang rendah. Warga hanya mengandalkan penghasilan dari pertanian hortikultura yang tidak seberapa. Selain itu, sumber pendapatan lain berasal dari pekerjaan sebagai buruh lepas yang tidak tentu.
Kondisi tersebut membuat banyak warga dengan penghasilan minim. Kemiskinan akhirnya menjadi pemandangan biasa di sana. Tetapi, situasi tersebut mulai berubah sejak 2014. Ketika itu tim CD dari RAPP mulai berkarya dengan memberi pelatihan dalam berkebun buah nanas.
Mulanya tim dari perusahaan Sukanto Tanoto tersebut mulai membentuk kelompok tani. Berdirilah kelompok Bina Tani dengan anggota awal hanya 20 orang. Di sana mereka mengajari para petani anggota untuk menanam buah nanas yang dinilai cocok dengan kondisi alam di Penyengat.
Pemilihan jenis tanaman yang ditanam oleh petani memang tidak asal-asalan. RAPP melakukan riset sebelumnya untuk tahu mana yang paling cocok. Hal ini dikarenakan dalam memberikan pendampingan, mereka berpegang terhadap program One Village One Commodity (OVOC). 

Perlu diketahui, OVOC merupakan program yang mengajak masyarakat desa untuk memilih hasil pertanian tertentu yang cocok untuk ditanam di wilayah tinggal sekaligus menjadi ciri khas desa mereka. Nanti, hasilnya bakal dijual hingga menjadi sumber penghasilan masyarakat desa.

Desa Penyengat memiliki potensi yang baik untuk ditanami nanas. Jadilah buah tersebut dikembang di sana. Tim RAPP memilihkan jenis nanas ratu yang punya rasa lezat namun mudah untuk dirawat. Selain itu, varian ini dikenal lebih tahan lama sehingga memudahkan penjualan.

Pada awalnya para petani merasa kesulitan. Maklum saja, sebelumnya mereka tidak pernah menanam nanas. Namun, tim CD RAPP terus setia mendampingi pertanian yang dijalankan petani. Hasilnya kini para petani di Desa Penyengat sudah piawai dalam membudidayakan nanas ratu.

DAMPAK EKONOMI YANG POSITIF
Sumber foto: Aprilasia
https://www.aprilasia.com/id/our-media/artikel/nanas-penyengat-hasil-satu-desa-satu-komoditas
Sukses dalam mengembangkan nanas ratu berdampak besar bagi warga desa Penyengat. Kehidupan ekonominya jadi jauh lebih baik. Hal itu dikarenakan para petani jadi memiliki sumber penghasilan tambahan yang signifikan.
Salah satu yang merasakannya ialah Apo yang menjadi Wakil Ketua Bina Tani Desa Penyengat. Ia dulu hanya menanam sayur-sayuran dengan hasil yang minim. Suaminya juga cuma bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Futong, Riau. Akibatnya kondisi ekonomi keluarga Apo kurang baik.
Akan tetapi, sekarang kondisinya berbeda. Kesejahteraannya meningkat pesat setelah mampu membudidayakan nanas dengan baik.
“Dulu saya hanya dapat Rp500 ribu sebulan dari menanam sayur. Tapi, kini berkat berjualan nanas, saya bisa mengantongi Rp10 jutaan per bulan," ujar Apo.
Berkat itu, Apo mampu membantu perekonomian keluarganya. Ia juga sanggup menyekolahkan empat orang anaknya hingga bangku kuliah. Bahkan, Apo telah membeli mobil dari hasil pertanian nanas yang berhasil.
“Saya mengalami peningkatan taraf hidup sejak mengikuti program OVOC yang diinisiasi oleh CD PT RAPP," tegas Apo.
Melihat kesuksesan yang diraih Apo, warga desa lainnya tertarik untuk mengembangkan budi daya nanas. Akibatnya jumlah anggota kelompok tani Bina Tani bertambah menjadi 20 orang. Ini membuat cakupan lahannya naik drastis dari hanya 10 hektare pada awalnya menjadi 56 hektare.
Itu belum seberapa. Keberhasilan para petani Bina Tani menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal serupa. Kini warga desa banyak menjadi petani nanas.
Proses budi daya nanas memang cukup menjanjikan. Sebagai gambaran dalam satu hektare lahan tanam, terdapat 20.000 pohon dengan masa panen 12 bulan sekali. Nanas yang dihasilkan pun memiliki perkiraan berat hingga 1,5 kg per buah. Akibatnya satu lahan berpotensi menghasilkan 30 ton nanas per tahun.
Untuk pemasaran, tim CD RAPP juga membantu petani. Perusahaan Sukanto Tanoto ini mencarikan jalur penjualan. Kini nanas ratu dari Desa Penyengat telah dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Kota Siak, Sungai Pakning, Pekanbaru, Indragiri Hulu, dan Jakarta. Lebih hebat lagi petani mampu menjual hingga enam ribu nanas per hari.
Sekarang RAPP berniat terus mengembangkan hasil pertanian nanas di Desa Penyengat. Mereka berusaha untuk melatih petani untuk mengolah produk turunan buah nanas, misalnya menjadi selai nanas.
Terlepas dari itu, langkah RAPP terbukti berbuah apik. Dukungan yang diberikan mampu mengubah kondisi ekonomi masyarakat menjadi lebih baik. Perusahaan Sukanto Tanoto ini pun mampu berbangga hati dengan pencapaian yang diraih.
“Perusahaan ingin tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sesuai dengan prinsip yang dianut oleh RAPP. Perusahaan haruslah baik untuk masyarakat (community), negara (country), iklim (climate), konsumen (customer), dan perusahaan (company),” tandas Direktur CD RAPP Marzum.
Kisah keberhasilan di Desa Penyengat hanya salah satu contoh. Masih banyak kegiatan lain yang dilakukan oleh APRIL untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh mereka memberi pendampingan terhadap Usaha Kecil Menengah untuk berkembang. Selain itu, program Sistem Pertanian Terpadu dan Masyarakat Petani Serat digulirkan untuk meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
APRIL konsisten melakukan dukungan tersebut karena setiap kegiatan dijadikan sebagai bagian operasional perusahaan. Ini yang memang diharapkan oleh Sukanto Tanoto. Ia menginginkan keterlibatan masyarakat bukan hanya sekadar kegiatan seremonial belaka. Namun, berlangsung secara nyata dan berkelanjutan dalam proses bisnis.
Dengan begitu Sukanto Tanoto berharap harapannya agar RGE berkontribusi besar terhadap bangsa menjadi nyata. Selain menyediakan lapangan kerja, RGE dijadikannya sarana untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya dengan kesejahteraan warganya yang terus meningkat.

No comments

Powered by Blogger.